Surat Al Maidah Ayat 2 membahas larangan melanggar syiar-syiar (kesucian) Allah. Yaitu berbagai amalan yang diaksanakan dalam rangka ibadah haji. Yaitu cara pelaksanaan tawaf dan sa’i. Juga tempat melaksanakannya yaitu Ka‘bah, Safa, dan Marwah. Pada Surat Al Maidah Ayat 2 juga ada larangan melanggar kehormatan bulan-bulan
QuranSurat At-Taubah Ayat 129 Arab Latin Terjemahan Arti Bahasa Indonesia. Inilah salah satu petanda yang Allah beri pada hambanya yang mengamalkan surah Al-Taubah ayat 128-129. Mengamalkan wirid 2 dua ayat terakhir dari surat at-Taubah atau ayat 128-129 sangat luar biasa besar fadhilah dan khasiatnya. Apabila mereka menolak untuk beriman
TerjemahSurat At Taubah Ayat 107-110. 107. Dan (di antara orang-orang munafik itu) ada orang-orang yang mendirikan masjid untuk menimbulkan bencana (pada orang-orang yang beriman) [1], untuk kekafiran [2] dan untuk memecah belah antara orang-orang yang beriman [3], serta untuk menunggu kedatangan orang-orang yang telah memerangi Allah dan
2" Al-Baqarah " Ayat 1 to 37 The Holy Qur’an should be recited with full It is also the longest chapter of the Quran making up 8% of the entire book Tanzeelal 'Azeezir Raheem 6 Surah yaseen sharif full english- yaallah Surah yaseen sharif full english- yaallah. . Bacaan atau Teks Latin Surat Al Baqarah Al-Baqarah (the Cow) has been so named
Fotodok islamitu. Umat muslim mungkin pernah membaca Surat At-Taubah Ayat 105 yang artinya "Bekerjalah kamu, maka Allah akan melihat pekerjaanmu." Jangan sampai salah tafsir apalagi memaknai sendiri isi Al-Qur'an dengan terjemahan yang ada di mushaf. Artinya, menafsirkan Al-Qur'an dengan akal (logika) tanpa dilandasi ilmu adalah perbuatan
Olehkarenanya, tidak dicantumkan angka "1" di akhir Bismillahirrahmanirrahim pada awal surat-surat tersebut, kecuali Bismillahirrahmanirrahim pada al-Fatihah. Dan ada pula yang mengatakan bahwa sebabnya ialah karena surat At-Taubah turun dengan ayat pedang dan ancaman siksa, serta dimulai dengan kata-kata bahwa Allah dan Rasul-Nya berlepas
اِلَّاالَّذِيْنَ عَاهَدْتُّمْ مِّنَ الْمُشْرِكِيْنَ ثُمَّ لَمْ يَنْقُصُوْكُمْ شَيْـًٔا وَّلَمْ يُظَاهِرُوْا عَلَيْكُمْ اَحَدًا فَاَتِمُّوْٓا اِلَيْهِمْ عَهْدَهُمْ اِلٰى مُدَّتِهِمْۗ اِنَّ اللّٰهَ يُحِبُّ الْمُتَّقِيْنَ illallażīna ‘āhattum minal-musyrikīna ṡumma lam yangquṣụkum syai`aw wa lam yuẓāhirụ ‘alaikum aḥadan fa atimmū ilaihim ‘ahdahum
SurahAt-Taubah "Pengampunan" adalah surah ke-9 dalam al-Qur'an. Surat At Taubah terdiri atas 129 ayat termasuk golongan surat-surat Madaniyyah. Surat ini dinamakan At Taubah yang berarti pengampunan berhubung kata At Taubah berulang kali disebut dalam surat ini. Dinamakan juga dengan Baraah yang berarti berlepas diri yang di sini maksudnya
.
loading...Keutamaan dua ayat terakhir Surat At-Taubah disebutkan dalam riwayat Hadis. Banyak ulama menganjurkan untuk mendawamkan wirid kedua ayat tersebut. Foto/ilustrasi. Di dalam Surat At-Taubah terdapat dua ayat yang memiliki keutamaan agung dan menjadi penutup dari surat tersebut. Kedua ayat ini Surat At-Taubah ayat 128-129 menegaskan kebenaran Nabi Muhammad SAW dengan dua sifat beliau yang amat penyantun dan diketahui, Surat At-Taubah terdiri 129 ayat termasuk golongan surat Madaniyah. Surat ini dinamakan At-Taubah yang berarti pengampunan berhubung kata "At-Taubah" berulang kali disebut dalam surat ini. Surat ini juga dinamakan dengan "Baraah" yang berarti berlepas diri. Maksudnya pernyataan pemutusan hubungan atau perjanjian damai dengan kaum musyrikin. Surat At-Taubah merupakan pernyataan perang terhadap kaum musyrikin sehingga surat ini tidak diawali dengan lafaz "Basmalah". Surat ini turun sesudah Nabi Muhammad SAW kembali dari peperangan Tabuk pada Tahun 9 Hijriyah. Keutamaan 2 Ayat Terakhir Surat At-TaubahKeutamaan dua ayat terakhir Surat At-Taubah disebutkan dalam riwayat Hadis. Banyak ulama menganjurkan untuk mendawamkan wirid dua ayat terakhir At-Taubah جَاءَكُمْ رَسُولٌ مِنْ أَنْفُسِكُمْ عَزِيزٌ عَلَيْهِ مَا عَنِتُّمْ حَرِيصٌ عَلَيْكُمْ بِالْمُؤْمِنِينَ رَءُوفٌ رَحِيمٌ 128 فَإِنْ تَوَلَّوْا فَقُلْ حَسْبِيَ اللَّهُ لَا إِلَهَ إِلا هُوَ عَلَيْهِ تَوَكَّلْتُ وَهُوَ رَبُّ الْعَرْشِ الْعَظِيمِ 129Artinya "Sesungguhnya telah datang kepada kalian seorang Rasul dari kaum kalian sendiri, berat terasa olehnya penderitaan kalian, sangat menginginkan keamanan dan keselamatan bagi kalian, amat belas kasihan lagi penyayang terhadap orang-orang mukmin. Jika mereka berpaling dari keimanan maka katakanlah 'Cukuplah Allah bagiku; tidak ada Tuhan selain Dia. Hanya kepada-Nya aku bertawakal, dan Dia adalah Tuhan yang memiliki 'Arasy yang agung." QS At-Taubah ayat 128-129Dari Ayat 128 di atas ditegaskan tentang kesucian nasab Nabi Muhammad SAW yang berasal dari suku-suku pilihan dari bangsa Arab. Allah juga memberi dua sifat mulia kepada Nabi Muhammad. Kedua sifat itu merupakan sifat Allah sendiri, yang termasuk di antara "asmaul husna", yaitu sifat "Ar-Rauf" amat belas kasihan dan sifat "Ar-Rahim" penyayang. Sedangkan Ayat 129 memerintahkan kepada Nabi Muhammad dan umatnya untuk senantiasa tawakkal kepada Allah. "Cukuplah Allah bagiku, dan Dia akan menolongku, tidak ada Tuhan yang lain yang disembah, selain Dia, hanya kepada-Nya-lah aku bertawakal dan menyerahkan diri, dan hanya Dialah yang mengatur dan mengurus alam semesta, Dia memiliki 'Arsy yang Agung." Adapun fadhilah kedua ayat itu dapat mendatangkan faedah bagi pengamalnya. Di antaranya dapat menangkal sihir dan guna-guna. Selain itu juga memudahkan segala hajat. Dalam hadis dari Abu Ad-Darda' radhiyallahu 'anhu disebutkan bahwa "Barangsiapa yang mengucapkan dzikir tersebut di Subuh dan sore hari sebanyak tujuh kali, maka Allah akan memberi kecukupan bagi kepentingan dunia dan akhiratnya." HR Ibnu Sunni 71, Abu DawudRahasia 2 Ayat Terakhir At-TaubahDari Zaid bin Tsabit Al-Anshari radhiyallahu 'anhu -salah seorang penulis wahyu- dia berkata; Abu Bakar Shiddiq datang kepadaku pada waktu perang Yamamah, ketika itu Umar di sampingnya. Abu Bakar berkata bahwasanya Umar mendatangiku dan mengatakan "Sesungguhnya perang Yamamah telah berkecamuk menimpa para sahabat, dan aku khawatir akan menimpa para penghafal Qur'an di negeri-negeri lainnya sehingga banyak yang gugur dari mereka kecuali engkau memerintahkan pengumpulan pendokumentasian Al-Qur'an." Abu Bakar berkata kepada Umar "Bagaimana aku mengerjakan suatu proyek yang tidak pernah dikerjakan Rasulullah shollallahu 'alaihi wasallam?" Umar menjawab "Demi Allah hal itu adalah sesuatu yang baik." Beliau terus mengulangi hal itu sampai Allah melapangkan dadaku sebagaimana melapangkan dada Umar dan aku sependapat dengannya. Zaid berkata; Abu Bakar berkata pada waktu itu di sampingnya ada Umar sedang duduk, dan dia tidak berkata apa-apa. "Sesungguhnya kamu adalah pemuda yang cerdas, kami tidak meragukanmu, dan kamu juga menulis wahyu untuk Rasulullah, karena itu kumpulkanlah Al-Qur'an dengan seksama." Zaid berkata "Demi Allah, seandainya mereka menyuruhku untuk memindahkan gunung dari gunung-gunung yang ada, maka hal itu tidak lebih berat bagiku daripada pengumpulan atau pendokumentasian Al-Qur'an. Kenapa kalian mengerjakan sesuatu yang tidak pernah dikerjakan Rasulullah?" Abu Bakar menjawab "Demi Allah hal itu adalah baik." Aku pun terus mengulanginya, sehingga Allah melapangkan dadaku sebagaimana melapangkan dada keduanya Abu Bakar dan Umar. Lalu aku kumpulkan Al-Qur'an yang ditulis pada kulit, pelepah kurma, dan batu putih lunak, juga dada hafalan para sahabat. Hingga aku mendapatkan dua ayat dari Surat Taubah berada pada Khuzaimah yang tidak aku temukan pada sahabat mana pun yaitu At-Taubah ayat 128-129. Dan mushaf yang telah aku kumpulkan itu berada pada Abu Bakar hingga beliau wafat, kemudian berada pada Umar hingga beliau wafat, setelah itu berada pada Hafshah putri Umar." HR Al-Bukhari 4311 Baca Juga rhs
Ilustrasi mgrol100Sebagai umat Islam, kita semua tentu rajin membaca Al-Quran. Semua ayat yang terkandung di dalamnya memiliki berbagai keutamaan dan keistimewaan. Salah satunya adalah dua ayat terakhir surat At-Taubah, yakni ayat bunyi kedua ayat tersebut لَقَدْ جَاۤءَكُمْ رَسُوْلٌ مِّنْ اَنْفُسِكُمْ عَزِيْزٌ عَلَيْهِ مَا عَنِتُّمْ حَرِيْصٌ عَلَيْكُمْ بِالْمُؤْمِنِيْنَ رَءُوْفٌ رَّحِيْمٌ فَاِنْ تَوَلَّوْا فَقُلْ حَسْبِيَ اللّٰهُ لَآ اِلٰهَ اِلَّا هُوَ ۗ عَلَيْهِ تَوَكَّلْتُ وَهُوَ رَبُّ الْعَرْشِ الْعَظِيْمِ Scroll untuk membaca Scroll untuk membaca Laqad jaa’akum rasuulun min anfusikum, aziizun alaihima anittum harishun alaikum bil mu’miniina ra’uufur rahiim. Fa in tawallaw faqul hasbiyallaahu laa ilaaha illa huwa alaihi tawakkaltu wa huwa rabbul arsyil azhiim. "Sesungguhnya telah datang kepada kalian seorang rasul dari kaum kalian sendiri, berat terasa olehnya penderitaan kalian, sangat menginginkan keamanan dan keselamatan bagi kalian, amat belas kasihan lagi penyayang terhadap orang-orang mukmin. Jika mereka Berpaling dari keimanan maka katakanlah “Cukuplah Allah bagiku; tidak ada Tuhan selain Dia. Hanya kepada-Nya aku bertawakal, dan Dia adalah Tuhan yang memiliki Arasy yang agung." QS At Taubah 128-129.Dalam pembacaan rawi maulid Nabi, baik maulid Diba’, Maulid Habsyi Simthud Dhurar, Barzanji, atau lainnya, kedua ayat tersebut di atas seringkali dibaca. Tidak heran kedua ayat tersebut sering dibaca, karena begitu istimewanya ayat tersebut. Apa saja keistimewaannya? Berikut ini beberapa keutamaan dan Allah SWT akan senantiasa memberikan kekuatan lahir dan batin pada si pembaca maupun yang mendengarkan atau Allah SWT akan memberikan kelapangan rezeki bagi si pembaca lantaran di dalam ayat tersebut menceritakan tentang keutamaan Rasulullah SAW dan beratnya perjuangan beliau saat mengislamkan orang-orang kafir. Tak jarang, si pembaca terkadang menangis saat membacanya karena mengingat perjuangan Rasulullah Allah SWT akan memberikan kemudahan bagi mereka yang kesulitan, baik karena utang maupun mereka yang membacanya akan senantiasa dimuliakan Allah SWT. Dan kelima, bagi mereka yang di penjara, akan diberikan kebebasan selama mereka mengamalkan kedua ayat tersebut setiap usai shalat fardhu sebanyak selama 40 kisah menarik, mengenai ayat ini. Ibnu Mujahid pernah bermimpi berjumpa dengan Rasulullah SAW. Dan dalam mimpinya, Ibnu Mujahid melihat Rasulullah SAW mencium kening Imam Syibli. Maka pada suatu ketika, saat Imam Asy-Syibli berkunjung ke kediaman Ibnu Mujahid, ia memeluk dan mencium kening Imam Asy-Syibli, sebagaimana yang ia lihat dalam mimpinya Rasulullah mencium kening Imam ditanyakan oleh murid-muridnya perilaku tersebut, Ibnu Mujahid bercerita, bahwa dalam mimpinya ia melihat As-Syibli datang menemui Rasulullah. Melihat kedatangan As-Syibli Rasulullah segera menyambut dengan memeluknya seraya mencium kening di antara kedua matanya. Melihat pemandangan itu Ibnu Mujahid—di dalam mimpinya—bertanya kepada Rasul, “Mengapa engkau lakukan ini kepada As-Syibli wahai Rasulullah?” Rasulullah menjawab, “Ya, aku lakukan itu kepada As-Syibli karena ia tidak melakukan shalat fardhu kecuali setelahnya ia selalu membaca ayat laqad jâakum Rasûlun min anfusikum . dua ayat terakhir dari surat At-Taubah. Kemudian setelahnya As-Syibli bershalawat dengan mengatakan shallallâhu alaika yâ Muhammad.”Setelah mimpi itu Ibnu Mujahid bertemu dengan As-Syibli dan menanyakan bacaan apa yang selalu dibaca ketika selesai melakukan shalat fardhu. Dan ternyata As-Syibli menjawab bahwa ia selalu membaca ayat dan shalawat tersebut di atas setiap kali selesai shalat keterangan ini dikutip dari Kitab Nasha’ihul Ibad, karya Syekh Nawawi Bin Umar, Al-Jawi El-Fikri, Jurnalis Republika, Khadimul Rumah Berkah duaayatterakhirsuratattaubah suratattaubah rasulullahsaw rumahberkah attaubah keutamaanayat128129attaubah
Bacaan laqod jaakum adalah bacaan dzikir yang berasal dari dua ayat terakhir surat At Taubah. Meski surat At Taubah termasuk golongan surat Madaniyah, sebagian ulama berpendapat bahwa dua ayat terakhir ini diturunkan di kota ayat tersebut secara khusus menegaskan sifat mulia Nabi Muhammad SAW dan perintah untuk bertawakal kepada Allah SWT. Banyak keutamaan dari membaca dua ayat terakhir surat At Taubah, salah satunya diterangkan dalam hadist Ad-Darda' radhiyallahu 'anhu menyebutkan, "Barangsiapa yang mengucapkan dzikir tersebut di Shubuh dan sore hari sebanyak tujuh kali, maka Allah akan memberi kecukupan bagi kepentingan dunia dan akhiratnya." HR Ibnu Sunni, Abu Daud, Syekh Syu'aib dan Abdul QodirApa Arti Laqod Jaakum?Laqod jaakum merupakan sebutan untuk dua ayat terakhir surat At Taubah. Arti laqod jaakum sendiri bermakna tentang kepribadian Rasulullah SAW dan juga keimanan kepada Allah SWT. Karena artinya yang sangat bermakna tersebut, ayat ini kerap dianggap spesial sehingga dijadikan zikir untuk umat dari laman Nahdlatul Ulama, kedua ayat tersebut sempat menimbulkan kontroversi dalam sejarah pencantumannya ke dalam Al-Quran. Kilas balik, sejarah ini dimulai ketika Nabi Muhammad wafat dan Al-Quran belum tersusun serta tertulis dalam satu ini terjadi karena sebelumnya Nabi Muhammad memang melarang penulisan Al-Quran. Dengan begitu, bacaan Al-Quran lebih banyak dijaga dengan hafalan para sahabat saja. Terdapat beberapa sahabat yang juga menulis bacaan Al-Quran di daun-daun dan pelepah masa Khalifah Abu Bakar, Umar bin Khatab mengusulkan untuk mengumpulkan ayat Al-Quran menjadi satu. Kemudian para penghafal Al-Quran dikumpulkan untuk menyusun ayat Al-Quran yang sudah mereka proses penyusunan dan penulisan Al-Quran tidak mudah, karena ternyata hafalan para sahabat berbeda-beda. Ayat-ayat Al-Quran hanya ditulis dan dibukukan, apabila periwayatan bacaan sahabat jelas dan proses pembukuan, terdapat kekurangan ayat Al-Quran. Setelah itu, tim penyusun Al-Quran menanyakan kepada para sahabat satu per-satu. Adapun ayat yang kurang tersebut adalah surat At-Taubah akhirnya, surat At-Taubah 128-129 berhasil didapatkan dari hafalan Abu Huzaimah Al-Anshari. Riwayat dari Abu Huzaimah ini sempat diragukan karena beberapa sahabat tidak meriwayatkan ayat melalui beberapa proses panjang maka barulah disepakati tulisan, bacaan, dan arti ayat seperti yang ada saat ini. Ayat tersebut adalah ayat yang dahsyat, bahkan di dalam ajaran Tarekat Syadziliyiah ada perintah untuk membacanya sebanyak 7 kali setelah sholat lima Nahdlatul Ulama KH. A. Wahab Hasbullah pernah menyarankan dua ayat tersebut kepada umat Islam untuk diamalkan. "Kalau kalian membaca ayat ini pagi hari, maka kalian tidak akan mati sampai sore, kalau kalian membaca ayat ini sore hari, maka kalian tidak akan mati sampai pagi hari. Kalau Allah menghendaki kamu mati, pasti Allah menjadikan kamu lupa membaca ayat ini Laqadjaakun," ujar KH. A. Wahab Hasbullah. Bagaimana Bacaan Laqod Jaakum?Ilustrasi laqod jaakum. Foto ini bacaan laqod jaakum atau dua ayat terakhir surat at Taubah dengan bahasa Arab, latin, dan artinya yang dikutip dari buku Keseimbangan Matematika Dalam Al Al Qur'an oleh Abah Salma Alif جَآءَكُمۡ رَسُوۡلٌ مِّنۡ اَنۡفُسِكُمۡ عَزِيۡزٌ عَلَيۡهِ مَا عَنِتُّمۡ حَرِيۡصٌ عَلَيۡكُمۡ بِالۡمُؤۡمِنِيۡنَ رَءُوۡفٌ رَّحِيۡمٌ فَاِنۡ تَوَلَّوۡا فَقُلۡ حَسۡبِىَ اللّٰهُ ۖ لَاۤ اِلٰهَ اِلَّا هُوَ ؕ عَلَيۡهِ تَوَكَّلۡتُ ؕ وَهُوَ رَبُّ الۡعَرۡشِ الۡعَظِيۡمِLaqod ja’akum rosuulum min anfusikum aziizun alaihi maa’anittum hariishun alaikum bil mu’miniina ro’uufur rohiim. Fa in tawallau faqul hasbiyallaahu laa ilaaha illaa huwa, alaihi tawakkaltu wa huwa robbul arsyil azhiim.Artinya "Sungguh, telah datang kepadamu seorang rasul dari kaummu sendiri, berat terasa olehnya penderitaan yang kamu alami, dia sangat menginginkan keimanan dan keselamatan bagimu, penyantun dan penyayang terhadap orang-orang yang beriman. Maka jika mereka berpaling dari keimanan, maka katakanlah Muhammad, "Cukuplah Allah bagiku; tidak ada tuhan selain Dia. Hanya kepada-Nya aku bertawakal, dan Dia adalah Tuhan yang memiliki Arsy singgasana yang agung." QS. At Taubah 128-129.Apa Faedah dan Kegunaan Surat Laqod Jaakum?Menurut KH. Musyaffa' Ali dalam buku Doa-doa Terbaik Sepanjang Masa oleh Ust. Ahmad Zacky El-Syafa, barangsiapa yang membaca dua ayat terakhir surat At Taubah sebanyak tujuh kali setelah sholat fardhu, maka ia akan memperoleh manfaat sebagai berikutJika kebetulan kondisinya lemah, maka ia akan mendapatkan kebetulan kondisinya terhina, maka ia akan mendapatkan kebetulan kondisinya terdesak, maka ia akan mendapatkan kebetulan ia mengalami kesulitan, maka Allah akan memberinya kemudahan dalam segala kebetulan ia memiliki utang, maka Allah akan memberinya jalan agar segera dapat melunasi kebetulan sedang mengalami kesusahan dan duka yang mendalam, maka Allah akan membuatnya gembira dan menghilangkan kebetulan kondisi ekonominya morat-marit tidak menentu, maka Allah akan melapangkan rezekinya serta menambah kebetulan kondisinya tertutup terhalang dari sesuatu, baik lahir maupun batin, maka Allah akan membukakan jalan keluar laqod jaakum. Foto Asy Syaikh Ahmad At-Tijani RA, terdapat beberapa manfaat lainnya bagi umat muslim yang membaca laqod jaakum. Berikut ini manfaatnyaBarang siapa membaca ayat ini satu kali setelah sholat subuh, maka Allah akan menjaga hatinyaBarang siapa membaca ayat ini satu kali setelah sholat zuhur, maka Allah akan menghidupkan dan menetapkan hatinya dalam keimanan di dunia maupun di siapa membaca ayat ini satu kali setelah sholat asar, maka dia tidak akan mati seperti matinya orang siapa membaca ayat ini satu kali setelah sholat magrib, maka dia akan diberi istiqomah dalam beribadah oleh Allah siapa membaca ayat ini satu kali setelah sholat isya, maka Allah akan menjaga dirinya dari penguasa siapa membaca ayat ini satu kali setelah sholat sunah, maka Allah akan memberinya rezeki kepadanya bisa merasakan manisnya siapa membaca ayat ini 77 kali setelah sholat Jumat, maka Allah akan menjaganya dari makan makanan siapa membaca ayat ini 360 kali pada hari arafah, maka Allah akan menuntunnya dan mencukupinya dari kesusahan dunia samping itu, dua ayat tersebut juga berkhasiat dapat mendatangkan keajaiban dan insya Allah dapat bermimpi bertemu dengan Rasulullah SAW. Caranya adalah dengan membaca kedua ayat tersebut setiap hari sebanyak 41 kali. Apa faedah dan kegunaan surat laqod Jaakum?Ayat laqod Jaakum surah apa?
9. QS. At-Taubah Pengampunan 129 ayat بَرَآءَةٌ مِّنَ اللّٰهِ وَرَسُوۡلِهٖۤ اِلَى الَّذِيۡنَ عَاهَدتُّمۡ مِّنَ الۡمُشۡرِكِيۡنَ Baraaa'atum minal laahi wa Rasuulihiii ilal laziina 'anhattum minal mushrikiin 1. Inilah pernyataan pemutusan hubungan dari Allah dan Rasul-Nya kepada orang-orang musyrik yang kamu telah mengadakan perjanjian dengan mereka. فَسِيۡحُوۡا فِى الۡاَرۡضِ اَرۡبَعَةَ اَشۡهُرٍ وَّاعۡلَمُوۡۤا اَنَّكُمۡ غَيۡرُ مُعۡجِزِى اللّٰهِۙ وَاَنَّ اللّٰهَ مُخۡزِى الۡكٰفِرِيۡنَ Fasiihuu fil ardi arba'ata ashhurinw wa'lamuuuannakum ghairu mu'jizil laahi wa annal laaha mukhzil kaafiriin 2. Maka berjalanlah kamu kaum musyrikin di bumi selama empat bulan dan ketahuilah bahwa kamu tidak dapat melemahkan Allah, dan sesungguhnya Allah menghinakan orang-orang kafir. وَاَذَانٌ مِّنَ اللّٰهِ وَرَسُوۡلِهٖۤ اِلَى النَّاسِ يَوۡمَ الۡحَجِّ الۡاَكۡبَرِ اَنَّ اللّٰهَ بَرِىۡۤءٌ مِّنَ الۡمُشۡرِكِيۡنَ ۙ وَ رَسُوۡلُهٗ ؕ فَاِنۡ تُبۡتُمۡ فَهُوَ خَيۡرٌ لَّـكُمۡ ۚ وَاِنۡ تَوَلَّيۡتُمۡ فَاعۡلَمُوۡۤا اَنَّكُمۡ غَيۡرُ مُعۡجِزِى اللّٰهِ ؕ وَبَشِّرِ الَّذِيۡنَ كَفَرُوۡا بِعَذَابٍ اَ لِيۡمٍۙ Wa azaanum minal laahi wa Rasuulihiii ilan naasi yawmal Hajjil Akbari annal laaha bariii'um minal mushrikiina wa Rasuuluh; fa-in tubtum fahuwa khairullakum wa in tawallaitum fa'lamuuu annakum ghairu mu'jizil laah; wa bashiril laziina kafaruu biazaabin ale 3. Dan satu maklumat pemberitahuan dari Allah dan Rasul-Nya kepada umat manusia pada hari haji akbar, bahwa sesungguhnya Allah dan Rasul-Nya berlepas diri dari orang-orang musyrik. Kemudian jika kamu kaum musyrikin bertobat, maka itu lebih baik bagimu; dan jika kamu berpaling, maka ketahuilah bahwa kamu tidak dapat melemahkan Allah. Dan berilah kabar gembira kepada orang-orang kafir bahwa mereka akan mendapat azab yang pedih, اِلَّا الَّذِيۡنَ عَاهَدتُّمۡ مِّنَ الۡمُشۡرِكِيۡنَ ثُمَّ لَمۡ يَنۡقُصُوۡكُمۡ شَيۡـًٔـا وَّلَمۡ يُظَاهِرُوۡا عَلَيۡكُمۡ اَحَدًا فَاَتِمُّوۡۤا اِلَيۡهِمۡ عَهۡدَهُمۡ اِلٰى مُدَّتِهِمۡؕ اِنَّ اللّٰهَ يُحِبُّ الۡمُتَّقِيۡنَ Illal laziina 'aahattum minal mushrikiina summa lam yanqusuukum shai'anw-wa lam yuzaahiruu 'alaikum ahadan fa atimmuuu ilaihim 'ahdahum ilaa muddatihim; innal laaha yuhibbul muttaqiin 4. kecuali orang-orang musyrik yang telah mengadakan perjanjian dengan kamu dan mereka sedikit pun tidak mengurangi isi perjanjian dan tidak pula mereka membantu seorang pun yang memusuhi kamu, maka terhadap mereka itu penuhilah janjinya sampai batas waktunya. Sungguh, Allah menyukai orang-orang yang bertakwa. فَاِذَا انْسَلَخَ الۡاَشۡهُرُ الۡحُـرُمُ فَاقۡتُلُوا الۡمُشۡرِكِيۡنَ حَيۡثُ وَجَدْتُّمُوۡهُمۡ وَخُذُوۡهُمۡ وَاحۡصُرُوۡهُمۡ وَاقۡعُدُوۡا لَهُمۡ كُلَّ مَرۡصَدٍ ۚ فَاِنۡ تَابُوۡا وَاَقَامُوا الصَّلٰوةَ وَ اٰتَوُا الزَّكٰوةَ فَخَلُّوۡا سَبِيۡلَهُمۡ ؕ اِنَّ اللّٰهَ غَفُوۡرٌ رَّحِيۡمٌ Fa izansalakhal Ashhurul Hurumu faqtulul mushrikiina haisu wajattumuuhum wa khuzuuhum wahsuruuhum qaq'uduu lahum kulla marsad; fa-in taabuu wa aqoomus Salaata wa aatawuz Zakaata fakhalluu sabiilahum; innal laaha Ghafuurur Rahiim 5. Apabila telah habis bulan-bulan haram, maka perangilah orang-orang musyrik di mana saja kamu temui, tangkaplah dan kepunglah mereka, dan awasilah di tempat pengintaian. Jika mereka bertobat dan melaksanakan shalat serta menunaikan zakat, maka berilah kebebasan kepada mereka. Sungguh, Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang. وَاِنۡ اَحَدٌ مِّنَ الۡمُشۡرِكِيۡنَ اسۡتَجَارَكَ فَاَجِرۡهُ حَتّٰى يَسۡمَعَ كَلَامَ اللّٰهِ ثُمَّ اَبۡلِغۡهُ مَاۡمَنَهٗ ؕ ذٰ لِكَ بِاَنَّهُمۡ قَوۡمٌ لَّا يَعۡلَمُوۡنَ Wa in ahadum minal mushrikiinas tajaaraka fa ajirhu hattaa yasma'a Kalaamal laahi summa ablighhu maa manah; zaalika bi annahum qawmul laa ya'lamuun 6. Dan jika di antara kaum musyrikin ada yang meminta perlindungan kepadamu, maka lindungilah agar dia dapat mendengar firman Allah, kemudian antarkanlah dia ke tempat yang aman baginya. Demikian itu karena sesungguhnya mereka kaum yang tidak mengetahui. كَيۡفَ يَكُوۡنُ لِلۡمُشۡرِكِيۡنَ عَهۡدٌ عِنۡدَ اللّٰهِ وَعِنۡدَ رَسُوۡلِهٖۤ اِلَّا الَّذِيۡنَ عَاهَدتُّمۡ عِنۡدَ الۡمَسۡجِدِ الۡحَـرَامِ ۚ فَمَا اسۡتَقَامُوۡا لَـكُمۡ فَاسۡتَقِيۡمُوۡا لَهُمۡ ؕ اِنَّ اللّٰهَ يُحِبُّ الۡمُتَّقِيۡنَ Kaifa yakuunu lilmush rikiina 'ahdun 'indallaahi wa 'inda Rasuulihii illal laziina 'aahattum 'indal Masjidil Haraami famas taqoomuu lakum fastaqiimuu lahum; innallaaha yuhibbul muttaqiin 7. Bagaimana mungkin ada perjanjian aman di sisi Allah dan Rasul-Nya dengan orang-orang musyrik, kecuali dengan orang-orang yang kamu telah mengadakan perjanjian dengan mereka di dekat Masjidilharam Hudaibiyah, maka selama mereka berlaku jujur terhadapmu, hendaklah kamu berlaku jujur pula terhadap mereka. Sungguh, Allah menyukai orang-orang yang bertakwa. كَيۡفَ وَاِنۡ يَّظۡهَرُوۡا عَلَيۡكُمۡ لَا يَرۡقُبُوۡا فِيۡكُمۡ اِلًّا وَّلَا ذِمَّةً ؕ يُرۡضُوۡنَـكُمۡ بِاَفۡوَاهِهِمۡ وَتَاۡبٰى قُلُوۡبُهُمۡۚ وَاَكۡثَرُهُمۡ فٰسِقُوۡنَۚ Kaifa wa iny-yazharuu 'alaikum laa yarqubuu fiikum illanw wa laa zimmah; yurduu nakum biafwaahihim wa taabaa quluubuhum wa aksaruhum faasiquun 8. Bagaimana mungkin ada perjanjian demikian, padahal jika mereka memperoleh kemenangan atas kamu, mereka tidak memelihara hubungan kekerabatan denganmu dan tidak pula mengindahkan perjanjian. Mereka menyenangkan hatimu dengan mulutnya, sedang hatinya menolak. Kebanyakan mereka adalah orang-orang fasik tidak menepati janji. اِشۡتَرَوۡا بِاٰيٰتِ اللّٰهِ ثَمَنًا قَلِيۡلًا فَصَدُّوۡا عَنۡ سَبِيۡلِهٖ ؕ اِنَّهُمۡ سَآءَ مَا كَانُوۡا يَعۡمَلُوۡنَ Ishtaraw bi Aayaatil laahi samanan qaliilan fasadduu 'an sabiilih; innahum saaa'a maa kaanuu ya'maluun 9. Mereka memperjualbelikan ayat-ayat Allah dengan harga murah, lalu mereka menghalang-halangi orang dari jalan Allah. Sungguh, betapa buruknya apa yang mereka kerjakan. لَا يَرۡقُبُوۡنَ فِىۡ مُؤۡمِنٍ اِلًّا وَّلَا ذِمَّةً ؕ وَاُولٰۤٮِٕكَ هُمُ الۡمُعۡتَدُوۡنَ Laa yarqubuuna fii mu'minin illanw wa laa zimmah wa ulaaa 'ika humulmu 'taduun 10. Mereka tidak memelihara hubungan kekerabatan dengan orang mukmin dan tidak pula mengindahkan perjanjian. Dan mereka itulah orang-orang yang melampaui batas. فَاِنۡ تَابُوۡا وَاَقَامُوا الصَّلٰوةَ وَاٰتَوُا الزَّكٰوةَ فَاِخۡوَانُكُمۡ فِى الدِّيۡنِؕ وَنُفَصِّلُ الۡاٰيٰتِ لِقَوۡمٍ يَّعۡلَمُوۡنَ Fa in taabuu wa aqoomus Salaata wa aatawuz Zakaata fa ikhwaanukum fid diin; wa nufassilul Aayaati liqawminy ya'lamuun 11. Dan jika mereka bertobat, melaksanakan shalat dan menunaikan zakat, maka berarti mereka itu adalah saudara-saudaramu seagama. Kami menjelaskan ayat-ayat itu bagi orang-orang yang mengetahui. وَاِنۡ نَّكَثُوۡۤا اَيۡمَانَهُمۡ مِّنۡۢ بَعۡدِ عَهۡدِهِمۡ وَطَعَنُوۡا فِىۡ دِيۡـنِكُمۡ فَقَاتِلُوۡۤا اَٮِٕمَّةَ الۡـكُفۡرِۙ اِنَّهُمۡ لَاۤ اَيۡمَانَ لَهُمۡ لَعَلَّهُمۡ يَنۡتَهُوۡنَ Wa in nakasuuu aimaanahum mim ba'di 'ahdihim wa ta'anuu fii diinikum faqootiluuu a'immatal kufri innahum laaa aimaana lahum la'allahum yantahuun 12. Dan jika mereka melanggar sumpah setelah ada perjanjian, dan mencerca agamamu, maka perangilah pemimpin-pemimpin kafir itu. Sesungguhnya mereka adalah orang-orang yang tidak dapat dipegang janjinya, mudah-mudahan mereka berhenti. اَلَا تُقَاتِلُوۡنَ قَوۡمًا نَّكَثُوۡۤا اَيۡمَانَهُمۡ وَهَمُّوۡا بِاِخۡرَاجِ الرَّسُوۡلِ وَهُمۡ بَدَءُوۡكُمۡ اَوَّلَ مَرَّةٍ ؕ اَتَخۡشَوۡنَهُمۡ ۚ فَاللّٰهُ اَحَقُّ اَنۡ تَخۡشَوۡهُ اِنۡ كُنۡتُمۡ مُّؤۡمِنِيۡنَ Alaa tuqootiluuna qawman nakasuuu aimaanahum wa hammuu bi ikhraajir Rasuuli wa hum bada'uukum awwala marrah; atakhshawnahum; fallaahu ahaqqu an takhshawhu in kuntum mu'miniin 13. Mengapa kamu tidak memerangi orang-orang yang melanggar sumpah janjinya, dan telah merencanakan untuk mengusir Rasul, dan mereka yang pertama kali memerangi kamu? Apakah kamu takut kepada mereka, padahal Allah-lah yang lebih berhak untuk kamu takuti, jika kamu orang-orang beriman. قَاتِلُوۡهُمۡ يُعَذِّبۡهُمُ اللّٰهُ بِاَيۡدِيۡكُمۡ وَيُخۡزِهِمۡ وَيَنۡصُرۡكُمۡ عَلَيۡهِمۡ وَيَشۡفِ صُدُوۡرَ قَوۡمٍ مُّؤۡمِنِيۡنَۙ Qootiluuhum yu'az zibhumul laahu bi aidiikum wa yukhzihim wa yansurkum 'alaihim wa yashfi suduura qawmim mu 'miniin 14. Perangilah mereka, niscaya Allah akan menyiksa mereka dengan perantaraan tanganmu dan Dia akan menghina mereka dan menolongmu dengan kemenangan atas mereka, serta melegakan hati orang-orang yang beriman, وَيُذۡهِبۡ غَيۡظَ قُلُوۡبِهِمۡ ؕ وَ يَتُوۡبُ اللّٰهُ عَلٰى مَنۡ يَّشَآءُ ؕ وَاللّٰهُ عَلِيۡمٌ حَكِيۡمٌ Wa yuzhib ghaiza quluubihim; wa yatuubullaahu 'alaa mai yashaaa'; wallaahu 'Aliimun Hakiim 15. dan Dia menghilangkan kemarahan hati mereka orang mukmin. Dan Allah menerima tobat orang yang Dia kehendaki. Allah Maha Mengetahui, Mahabijaksana. اَمۡ حَسِبۡتُمۡ اَنۡ تُتۡرَكُوۡا وَلَـمَّا يَعۡلَمِ اللّٰهُ الَّذِيۡنَ جَاهَدُوۡا مِنۡكُمۡ وَلَمۡ يَتَّخِذُوۡا مِنۡ دُوۡنِ اللّٰهِ وَلَا رَسُوۡلِهٖ وَلَا الۡمُؤۡمِنِيۡنَ وَلِيۡجَةً ؕ وَاللّٰهُ خَبِيۡرٌۢ بِمَا تَعۡمَلُوۡنَ Am hasibtum an turakuu wa lammaa ya'lamil laahul laziina jaahaduu minkum wa lam yattakhizuu min duunil laahi wa laa Rasuulihii wa lalmu'miniina waliijah; wallaahu khabiirum bimaa ta'maluun 16. Apakah kamu mengira bahwa kamu akan dibiarkan begitu saja, padahal Allah belum mengetahui orang-orang yang berjihad di antara kamu dan tidak mengambil teman yang setia selain Allah, Rasul-Nya dan orang-orang yang beriman. Allah Mahateliti terhadap apa yang kamu kerjakan. مَا كَانَ لِلۡمُشۡرِكِيۡنَ اَنۡ يَّعۡمُرُوۡا مَسٰجِدَ اللّٰهِ شٰهِدِيۡنَ عَلٰٓى اَنۡفُسِهِمۡ بِالـكُفۡرِؕ اُولٰۤٮِٕكَ حَبِطَتۡ اَعۡمَالُهُمۡ ۖۚ وَ فِى النَّارِ هُمۡ خٰلِدُوۡنَ maa kaana lilmushrikiina ai ya'muruu masaajidal laahi shaahidiina 'alaaa anfusihim bilkufr; ulaaa'ika habitat a'maaluhum wa fin naari hum khaaliduun 17. Tidaklah pantas orang-orang musyrik memakmurkan masjid Allah, padahal mereka mengakui bahwa mereka sendiri kafir. Mereka itu sia-sia amalnya, dan mereka kekal di dalam neraka. اِنَّمَا يَعۡمُرُ مَسٰجِدَ اللّٰهِ مَنۡ اٰمَنَ بِاللّٰهِ وَالۡيَوۡمِ الۡاٰخِرِ وَاَ قَامَ الصَّلٰوةَ وَاٰتَى الزَّكٰوةَ وَلَمۡ يَخۡشَ اِلَّا اللّٰهَ فَعَسٰٓى اُولٰۤٮِٕكَ اَنۡ يَّكُوۡنُوۡا مِنَ الۡمُهۡتَدِيۡنَ Innamaa ya'muru masaa jidal laahi man aamana billaahi wal Yawmil Aakhiri wa aqoomas Salaata wa aataz Zakaata wa lam yakkhsa illal laaha fa'asaaa ulaaa'ika ai yakuunuu minal muhtadiin 18. Sesungguhnya yang memakmurkan masjid Allah hanyalah orang-orang yang beriman kepada Allah dan hari kemudian, serta tetap melaksanakan shalat, menunaikan zakat dan tidak takut kepada apa pun kecuali kepada Allah. Maka mudah-mudahan mereka termasuk orang-orang yang mendapat petunjuk. اَجَعَلۡتُمۡ سِقَايَةَ الۡحَـآجِّ وَعِمَارَةَ الۡمَسۡجِدِ الۡحَـرَامِ كَمَنۡ اٰمَنَ بِاللّٰهِ وَالۡيَوۡمِ الۡاٰخِرِ وَجَاهَدَ فِىۡ سَبِيۡلِ اللّٰهِ ؕ لَا يَسۡتَوٗنَ عِنۡدَ اللّٰهِ ؕ وَ اللّٰهُ لَا يَهۡدِى الۡقَوۡمَ الظّٰلِمِيۡنَۘ Aja'altum siqooyatal haaajji wa 'imaaratal masjidil haraami kamman aamana billaahi wal Yawmil Aakhiri wa jaahada fii sabiilil laah; laa yastawuuna 'indal laah; wallaahu laa yahdil qawmaz zaalimiin 19. Apakah orang-orang yang memberi minuman kepada orang-orang yang mengerjakan haji dan mengurus Masjidilharam, kamu samakan dengan orang yang beriman kepada Allah dan hari kemudian serta berjihad di jalan Allah? Mereka tidak sama di sisi Allah. Allah tidak memberikan petunjuk kepada orang-orang zhalim. اَلَّذِيۡنَ اٰمَنُوۡا وَ هَاجَرُوۡا وَجَاهَدُوۡا فِىۡ سَبِيۡلِ اللّٰهِ بِاَمۡوَالِهِمۡ وَاَنۡفُسِهِمۡۙ اَعۡظَمُ دَرَجَةً عِنۡدَ اللّٰهِؕ وَاُولٰٓٮِٕكَ هُمُ الۡفَآٮِٕزُوۡنَ Allaziina aamanuu wa haajaruu wa jaahaduu fii sabiilil laahi bi amwaalihim wa anufsihim a'zamu darajatan 'indal laah; wa ulaaa'ika humul faaa'izuun 20. Orang-orang yang beriman dan berhijrah serta berjihad di jalan Allah, dengan harta dan jiwa mereka, adalah lebih tinggi derajatnya di sisi Allah. Mereka itulah orang-orang yang memperoleh kemenangan.
403 ERROR Request blocked. We can't connect to the server for this app or website at this time. There might be too much traffic or a configuration error. Try again later, or contact the app or website owner. If you provide content to customers through CloudFront, you can find steps to troubleshoot and help prevent this error by reviewing the CloudFront documentation. Generated by cloudfront CloudFront Request ID 4y3l46bFh4_ROyiMnIyvu2QnBnS44IHcaGnyYmSFIjOsK6ovCTdxTQ==
Jakarta - Surah At Taubah ayat 128-129 adalah dua ayat terakhir. At Taubah merupakan surah ke-9 dalam Al-Qur'an dan termasuk ke dalam golongan surah Madaniyah yang berarti diturunkan di dua ayat terakhir dari surah At Taubah justru diturunkan di Mekkah dan termasuk ke dalam surah Makkiyah, sebagaimana dijelaskan oleh Syekh Jalaluddin dalam Tafsirul Qur'anil mengutip dari Tafsir Fi Zhilail Qur'an Edisi Istimewa Jilid 10 oleh Sayyid Quthb, surah At Taubah memiliki tingkat urgensi khusus dalam menjelaskan karakter sistem pergerakan dalam Islam, tahapan-tahapannya, hingga langkah-langkah yang diambil. Surah At Taubah menyingkap terkait fleksibelnya sistem-sistem Islam sekaligus menunjukkan جَآءَكُمْ رَسُولٌ مِّنْ أَنفُسِكُمْ عَزِيزٌ عَلَيْهِ مَا عَنِتُّمْ حَرِيصٌ عَلَيْكُم بِٱلْمُؤْمِنِينَ رَءُوفٌ رَّحِيمٌArab latin laqad jā`akum rasụlum min anfusikum 'azīzun 'alaihi mā 'anittum ḥarīṣun 'alaikum bil-mu`minīna ra`ụfur raḥīmArtinya "Sungguh telah datang kepadamu seorang Rasul dari kaummu sendiri, berat terasa olehnya penderitaanmu, sangat menginginkan keimanan dan keselamatan bagimu, amat belas kasihan lagi penyayang terhadap orang-orang mukmin," QS At Taubah 128.فَإِن تَوَلَّوْا۟ فَقُلْ حَسْبِىَ ٱللَّهُ لَآ إِلَٰهَ إِلَّا هُوَ ۖ عَلَيْهِ تَوَكَّلْتُ ۖ وَهُوَ رَبُّ ٱلْعَرْشِ ٱلْعَظِيمِArab latin fa in tawallau fa qul ḥasbiyallāhu lā ilāha illā huw, 'alaihi tawakkaltu wa huwa rabbul-'arsyil-'aẓīmArtinya "Jika mereka berpaling dari keimanan, maka katakanlah "Cukuplah Allah bagiku; tidak ada Tuhan selain Dia. Hanya kepada-Nya aku bertawakkal dan Dia adalah Tuhan yang memiliki 'Arsy yang agung," QS At Taubah 129.Mengacu pada sumber yang sama, dua ayat terakhir pada surah At Taubah ini menyebut sifat Rasulullah dan arahan Allah kepada Nabi Muhammad agar hanya bertawakal kepada-Nya. Selain itu, Allah juga meminta Rasulullah mencukupkan diri untuk meminta perlindungan di Balik Penemuan Ayat 128-129 dalam Surah At TaubahDahulu, Al-Qur'an tidak seperti sekarang yang disatukan dalam satu kitab. Mengutip dari buku Pengantar Studi Sejarah Peradaban Islam tulisan Dr Muhammad Husain Mahasnah, dua ayat terakhir surah At Taubah ini ditemukan oleh Zaid bin muslimin pada zaman itu menuliskan ayat-ayat Al-Qur'an di tempat-tempat yang mudah didapat, seperti kulit, pelepah kurma, tulang, batu, dan kayu. Bahkan, tulisan-tulisan tersebut belum terkumpul dalam satu tempat, melainkan tercecer dan disimpan oleh para sahabat Surah At Taubah Ayat 128-129Surah At Taubah ayat 128-129 memiliki keistimewaan apabila dibaca secara rutin. Menurut Huriyah Huwaida dalam bukunya yang bertajuk Penuntun Mengerjakan Shalat Dhuha, ketika seorang muslim mengamalkan zikir dua ayat terakhir surah At Taubah secara konsisten sebanyak 7 kali seusai sholat, maka ia akan dimudahkan rezekinya dan itu, membaca surah At Taubah ayat 128-129 sebagai zikir pagi dan petang akan menjaga orang yang mengamalkannya dari segala kesusahan dunia maupun akhirat. Selain itu, dikutip dari buku Doa-doa Terbaik Sepanjang Masa oleh Ustaz Ahmad Zacky El-Syafa, mengamalkan dua ayat terakhir pada waktu Maghrib dan Subuh sebanyak 7 kali, maka akan diberkahi umur panjang. Simak Video "Melihat Khusyuknya Siswa Tunanetra di Majalengka Baca Al-Qur'an Braille" [GambasVideo 20detik] aeb/erd
Tafsir Jalalayn Tafsir Quraish Shihab Diskusi Maka berjalanlah kalian artinya berjalanlah kalian dengan aman, hai kaum musyrikin di muka bumi selama empat bulan dimulai pada bulan Syawal berdasarkan petunjuk yang akan disebutkan nanti. Tiada keamanan lagi bagi kalian sesudah empat bulan itu dan ketahuilah bahwa sesungguhnya kalian tidak dapat melemahkan Allah artinya terluput dari azab-Nya dan sesungguhnya Allah menghinakan orang-orang kafir Dialah yang membuat mereka hina di dunia melalui pembunuhan dan di akhirat kelak dengan siksaan neraka. Kalian, orang-orang musyrik, akan mendapat perlindungan selama empat bulan dari saat pelepasan tanggung jawab itu. Kalian dapat berpindah-pindah sekehendak kalian. Ketahuilah bahwa kalian berada di bawah kekuasaan Allah di mana pun kalian berada. Kalian tidak dapat melemahkan-Nya. Dan Allah menentukan kehinaan bagi orang-orang yang membangkang. Anda harus untuk dapat menambahkan tafsir Admin Submit 2015-04-01 021331 Link sumber Dan setelah berlalu empat bulan, maka tidak ada keamanan lagi bagimu. Hal ini bagi mereka yang mengadakan perjanjian mutlak atau dibatasi sampai empat bulan atau kurang, adapun mereka yang mengadakan perjanjian lebih dari empat bulan, maka harus dipenuhi sampai habis waktunya jika tidak dikhawatirkan pengkhianatan darinya dan tidak memulai membatalkan perjanjian. Mereka yang diberi tangguh empat bulan itu ialah yang memungkiri janji dengan Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam. Adapun mereka yang tidak memungkiri janjinya, maka perjanjian itu diteruskan sampai berakhir masa yang ditentukan dalam perjanjian itu. Setelah masa itu berakhir, maka tidak ada lagi perdamaian dengan orang-orang musyrik. Allah memperingatkan kepada mereka yang mengikat perjanjian selama masa perjanjian berlangsung, bahwa meskipun mereka aman, namun sesungguhnya mereka tidak dapat melemahkan Allah dan tidak dapat lolos dari azab-Nya, dan siapa saja yang tetap di atas kesyirkannya, maka Allah akan menghinakannya. Hal inilah yang menyebabkan mereka masuk Islam, kecuali mereka yang keras hatinya dan tidak peduli terhadap ancaman Allah Azza wa Jalla. Di dunia dengan dihalalkan darahnya dan di akhirat dengan diazab dalam api neraka.